Memasak Ketupat dengan MYP 2/3
oleh Dana, siswa kelas 8/MYP 3
Setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri, kelas kami, Kelompok Bahasa Indonesia B, memutuskan untuk berkumpul dan memasak ketupat sebagai cara untuk memperingati hari besar tersebut. Pada term sebelumnya, kami telah mempelajari tema “Festival dan Tradisi”, jadi rasanya sangat tepat untuk tidak hanya belajar tentang festival tetapi juga merayakannya dengan ketupat.
Kami mulai dengan menonton berbagai video dan mempelajari berbagai teknik membuat ketupat. Namun, kami mengalami kesulitan menemukan tutorial yang akurat. Secara tradisional, ketupat dibuat dengan nasi ketan yang dibungkus daun kelapa, kemudian direbus dan dimasak dalam santan. Namun, banyak video yang kami temukan menggunakan air sebagai pengganti santan, yang, meskipun tetap lezat, menghasilkan lontong—hidangan yang mirip, tetapi bukan yang kami inginkan.
Untuk persiapan, masing-masing dari kami menyumbangkan sejumlah kecil uang agar guru kami, Miss Bintang, dapat membeli bahan-bahan yang diperlukan. Keesokan harinya, setelah bel sekolah berbunyi, kami memulai misi kami. Kami mencuci tangan dan berjalan ke ruang guru, yang telah diubah menjadi dapur sementara.
Miss Bintang telah menyiapkan beberapa mangkuk berisi beras ketan yang telah direndam, beserta sepanci daun kelapa kosong (yang telah kami beli dan sudah ditenun menjadi bentuk ketupat). Panci lainnya berisi hidangan favorit saya—rendang ayam.
Kami dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing mengenakan sepasang sarung tangan. Teman saya Khezia dan saya bersama semeja dan bekerja cepat untuk mengisi sebanyak mungkin kantong ketupat. Dari video yang kami tonton, kami ingat untuk hanya mengisinya sekitar tiga perempat agar nasi dapat mengembang dengan baik saat dimasak.
Di akhir kelas, Miss Bintang dan beberapa orang lainnya memeriksa pekerjaan kami dan menemukan bahwa banyak kantong yang kurang terisi atau tidak tertutup rapat. Beberapa dari kami mengajukan diri untuk membantu memperbaikinya dan untuk membersihkan ruang guru yang sudah sedikit berantakan.
Kemudian pada hari itu, saat makan siang, kami akhirnya dapat menikmati makanan yang telah kami persiapkan dengan susah payah. Dan sejujurnya—itu enak luar biasa. Itu adalah pengalaman hebat yang kami dapatkan, membuat ketupat, hidangan tradisional.