Konferensi Model PBB Yale di Singapura
oleh Matthew Gaetano, Kepala Sekolah
Rombongangan Model United Nations kami baru saja kembali dari perjalanan ke Singapura untuk mengikuti Konferensi Yale Model United Nations (YMUN). Bersama dengan 500 siswa lainnya dari 20 negara yang berbeda, mereka ikut serta mengambil bagian dalam berbagai komite. Sebelum konferensi ini dimulai, kami mengunjungi Museum Peradaban Asia (Asian Civilizations Museum) dan belajar tentang perdagangan antara Asia, Eropa, dan Timur Tengah, agama-agama yang tersebar di Asia serta berbagai aliran kepercayaan, serta mengamati produk tekstil, keramik, dan perhiasan. Kami kemudian berwisata ke Jalan Orchard untuk makan dan berbelanja.
Konferensi dimulai keesokan harinya. Tim kami terlibat dalam Komisi Hak Asasi Manusia PBB, Asosiasi Negara Asia Tenggara, dan Liga Serikat Arab, Komite Khusus Politik dan Dekolonisasi, Dana Darurat PBB untuk Anak-Anak, dan Kabinet Singapura 1965. Para siswa ditugaskan mewakili suatu negara tertentu dan mencoba menyelesaikan sebuah masalah dengan pendekatan solusi melalui sudut pandang negara yang mereka wakili. MUN menantang siswa untuk melihat isu kompleks yang dihadapi dunia dan menawarkan solusi yang inovatif. Siswa harus menggunakan berbagai keterampilan seperti riset, berbicara di depan umum, diplomasi, menulis, pola pikir kritis, kerja kelompok, kompromi, dan melakukan persuasi.
Walau ini masih tahun pertama kami menjalankan program MUN, tiga dari sepuluh delegasi kami telah menjadi pemimpin blok dan mensponsori solusi untuk menyelesaikan masalah yang mereka telusuri. Sienna mendapatkan Honorary Mention Award untuk kerja kerasnya sebagai perwakilan Burundi di Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees; UNHCR). Ini adalah panitia yang ditujukan untuk delegasi tingkat Menengah yang telah berpartisipasi dalam sedikitnya 3-5 konferensi. Sienna berpartisipasi dalam konferensi keduanya. Resolusinya membahas cara-cara untuk membantu mendukung pekerja migran di Asia Tenggara melalui pembuatan registrasi elektronik untuk menghubungkan pekerja dengan pekerjaan. Para siswa dapat bertemu dengan siswa dari sekolah lain dan menjalin persahabatan baru. Pekerjaannya memang berat, tetapi bagi mereka yang mencintai pekerjaan semacam ini, kegiatan ini sangat menyenangkan.
Konferensi ini membuat kami cukup sibuk dari pagi hingga malam, tetapi kami berhasil mengunjungi Marina Bay Sands dan kawasan tepi laut di sekitarnya. Kami makan, berbelanja, dan menonton pertunjukan air/laser. Dalam perjalanan ke bandara, para mahasiswa ingin tahu kapan konferensi berikutnya akan diadakan. Mereka sudah siap untuk mulai bekerja untuk konferensi berikutnya. Para mahasiswa di MIS tidak pernah berhenti membuat saya takjub.
Model United Nations, yang juga dikenal sebagai Model UN atau MUN, pendidikan simulasi dan/atau kegiatan akademik di mana siswa dapat belajar tentang diplomasi, Hubungan Internasional, dan PBB. Model UN mengajarkan siswa untuk dapat meneliti, berbicara di depan umum, negosiasi, menulis, dan menyusun dokumen. Selain itu, Model UN melibatkan siswa untuk berpikir kritis, kerja sama tim, dan kepemimpinan kemampuan.[1][2] Biasanya kegiatan ekstrakurikuler, beberapa sekolah juga menawarkan MUN sebagai sebuah kelas.[3]
Yale Model United Nations adalah simulasi hubungan internasional selama empat hari untuk siswa sekolah menengah, yang diadakan di kampus Universitas Yale di New Haven. Di YMUN, delegasi dari seluruh dunia berinteraksi satu sama lain melalui debat dan diplomasi untuk memecahkan tantangan kompleks yang dihadapi dunia saat ini. Di YMUN, para delegasi akan memiliki kesempatan untuk mengambil peran perwakilan PBB, pembuat kebijakan, dan tokoh-tokoh penting di konferensi virtual kami dan belajar tentang cara kerja politik global dan pemecahan masalah. Dengan terlibat dalam topik mengenai keamanan internasional dan nasional, pembangunan politik dan ekonomi, hak asasi manusia, keberlanjutan, dan banyak lagi, para delegasi belajar untuk menavigasi seluk-beluk negosiasi internasional dan kerja tim, mengadopsi perspektif baru, dan mengembangkan resolusi komprehensif tentang isu-isu global yang mendesak.
Sumber: https://ymun.org/about-us-1