Apa Serunya Menulis Lagu Bersama Anak-Anak?
oleh Andy Manurung, Guru Musik
Menulis lagu banyak dilakukan orang dewasa dan mungkin dianggap hal biasa. Namun apakah anak-anak sekolah dasar punya kemampuan dan kesempatan menulis lagu? Bagaimana memulainya? Ada beberapa alasan mengapa perlu mendorong anak-anak untuk mulai menulis lagu mereka sendiri. Pertama, menumbuhkan kreativitas. Kedua, membangun percaya diri. Ketiga, memperkaya literasi. Keempat, sebagai ekspresi diri. Sebagai seorang guru musik, melihat potensi anak dan menggalinya diperlukan sebuah kejelian. Saya senang membagikan bagaimana proses kreatif terciptanya sebuah lagu yang ditulis oleh anak-anak kelas tiga dibangku sekolah dasar.
Menulis lagu adalah suatu pemberdayaan. Ada banyak sekali musik yang bagus yang ditulis untuk anak-anak tampilkan ditulis oleh orang dewasa. Ketika anak-anak diberi kesempatan menulis lagu mereka sendiri, mereka akan merasa sangat bangga yang luar biasa karena ide-ide mereka didengar oleh orang lain. —Saya masih ingat betapa antusiasnya anak-anak mengatakan “Saya yang menulis lirik baris pertama”. “Saya yang menciptakan melodinya”. “Saya yang punya ide lagunya gembira”. Bahkan mereka menceritakan kepada kelas lain bahwa mereka sedang mengerjakan proyek menulis lagu sendiri, dan setelah video musik ditampilkan mereka pamer “Itu lagu kami!” —
Ada beberapa fakta yang saya temukan ketika mulai menggali ide-ide kreatif dari mereka. Pertama, anak-anak akan selalu memulai dengan topik yang mereka suka, guru akan terus menggali topik tersebut lebih dalam. Kedua, anak-anak akan saling menginspirasi, khususnya dalam penulisan lirik dan menurut saya ini luar biasa. Ketiga, setiap anak memiliki ‘sense’ melodi dalam diri mereka. Keempat, setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda. Seorang anak yang pemalu dan tidak nyaman berbagi ide dikelas, tiba-tiba berubah ketika kekuatan musik mempengaruhi mereka untuk mulai terbuka. Menulis lagu membuka sesuatu dalam diri anak-anak ini.
Bagaimana proses kreatif penulisan lagu dan dimulai darimana? Pertama, menggali ide dan ‘brainstorming’. Tanyakan lagu seperti apa yang akan ditulis? Gembira atau sedih? Lambat atau cepat? Topik apa yang akan diceritakan melalui liriknya? Tentang alam? Teman? Keluarga? Hewan? Biarkan anak-anak menyampaikan ide-ide mereka, guru hanya membimbing. Kedua, menulis lirik dan cerita (storytelling). Apakah liriknya akan rhyming atau tidak? —Dalam beberapa kasus mungkin ada yang memulai menggali melodi lagu terlebih dahulu, kemudian mulai menulis lirik. Menurut saya hal ini tidak menjadi masalah.— Ketiga, menciptakan melodi yang kemudian akan disesuaikan dengan ritme dan silabel dari setiap kata yang akan dinyanyikan. Guru diperbolehkan membantu dengan memainkan progresi akor agar anak-anak terpancing untuk chanting atau humming. Proses memilih kata-kata ini memerlukan bantuan guru agar setiap silabel dapat dinyanyikan dengan baik dan indah. Sebagai kejujuran akademik, sangat penting bagi seorang guru untuk memastikan bahwa melodi tersebut diciptakan oleh anak-anak didiknya. Keempat, menyatukan melodi dan lirik sehingga dapat dinyanyikan dengan baik. Kelima, memberikan sentuhan akhir dengan masuk ke proses rekaman dan mixing suara dan suara latar. Dan bagian terakhir adalah mengajak anak-anak untuk membuat musik video agar lagu yang mereka tulis dapat dinikmati tidak hanya audio namun visualnya juga.